Satu hal yang layak diacungi
jempol dari keyboardis sekaligus arranger, Viky Paulus Sianipar ialah usahanya
menjiwai musik Batak. Sebab, sejak kecil, hingga sekarang ini jarang
bersentuhan dengan lagu dan budaya Batak. Ngomong Batak saja ia tak pandai. Namun, Viky memiliki lingkungan yang kental dengan adat Batak. Itulah yang
membawanya ke sebuah pertunjukan bernama Save Lake Toba. Benang merah
pertunjukan itu adalah modernisasi lagu klasik Batak.
Tidak hanya musik batak yang
dikuliknya, bahkan notasi-notasi musik-musik daerah semacam gondrang dari
banyuwangi dan not sundanya juga dikuliknya yang tergabung dalam albumnya Toba
Dream dan Indonesia Beauty, sahabat yang selalu setia adalah keyboardnya lah yang selalu menemaninya
dalam setiap karyanya.
Kami menemui Viky di sebuah studio sekaligus music centre dan hall
concertnya di kawasan persimpangan Jl. Minangkabau Jakarta Selatan, Studio yang
dilengkapi cafe, dan tempat pertunjukan belantai 2 ini terlihat cukup asri dan
megah dengan pernak pernik khas daerah batak, bahkan ketika kita akan memasuki
ruang rekamannya disambut dengan tulisan ‘Indonesian Beauty’ yang terpampang
cukup besar.
Awal pertama kali suka sama
musik?
Kalo suka musik dari umur 5 tahun, waktu itu ortu beli piano upright, trus
langsung tertarik sampe sekarang. Dulu sempat kursus basic di YPM, tapi malahan
dari lesson yang ada ga pernah gw pelajarin,tapi malahan lagu-lagu pop dan rock
yang gw pelajarin, terus gw pindah ke farabi cuman setahun, sisanya ya belajar
otodidak aja.
Bisa diceritakan perjalanan
musik dan bandnya?
Mulai SMP udah main band, keliling pensi-pensi sekolah sampai-sampai
pelajaran sekolah gw merosot,hehehehehe…lalu setelah gw sekolah diluar negeri
gw buat band namanya MSA Band, itu band cafe,kita main band cafe ketagihan
sampe 5 tahun, setelah itu MSA Band melaunch album, tapi cuman 1 album aja,
hehehehe....terus setelah bubarnya MSA Band, gw mencoba kecebur di world musik,
dimana gw harus mengkreasikan musik tradisional terutama musik dari batak, jawa
dan bali. Jadi dari mulai tahun 2000an gw bentuk band-band bernuansa world
music, karena rasa keingin tahuan
gw tentang not-not tradisional terutama Indonesia yang menurut gw amat sangat
beragam dimana membuat musik tradisional Indonesia ini menjadi sangat kaya, nah
penasaran itu yang membuat gw semakin ingin mengkorek-korek apa itu musik-musik
tradisi.
Tentang world music atau tradisional music, pemikiran apa yang membuat
viky menyukai?
Terus terang aja dulu gw paling
males dengerin etnik, karena saat sekolah gw pikir itu musik ga gaul, norak,
dan lain lain, hehehehe….tapi sudah semakin waktu pemikiran gw berubah,
ketertarikan menggabungkan musik konvensional dan etnik pun gw coba padukan,
notasi-notasi tradisional music juga gw buat menjadi easy listening, dulu
setiap hari gw selalu ngegali, belajar mengawinkan antara not dan chord di
keyboard dengan alat-alat musik etnik indonesia.
Kenapa gw kecebur ke bidang musik
ini, ceritanya dulu gw selalu penasaran dengan alat-alat musik batak, gw selalu
ingin belajar mainin, nah setelah gw pelajarin satu persatu mulailah gw
berpindah belajar lagi ke alat musik jawa, sunda, bahkan untuk saat ini etnik
bali pun ikutan tertarik…hehehe…
Indonesia ini kaya banget akan
alat musiknya, jujur ya…setelah gw samperin kedaerah-daerah ternyata instrument
dari Indonesia sangat dahsyat apalagi perkusi sampe akhirnya gw buat album yang
namanya Indonesian Beauty, buat gw dialbum ini adalah bentuk eksplorasi musik
gw bukan hanya sekedar batak, tapi beberapa alat musik daerah gw kolaborasikan
bahkan gw mengejar musisi-musisi serta peralatannya ini sampe kedaerahnya.
Bisa diceritakan bagaimana
pertama kali viky meng-aransmen, antara musik tradisional dengan konvensional?
Tahun 2002 ini awal pertama kali gw serius di etnik karena gw ditugasin
untuk menjadi music director disebuah acara bertema peduli lingkungan yaitu
Save Lake Toba yang betempat di Danau Toba, diadakan MS Production, nah mulai
dari kepercayaan itu gw membuat konsep “bagaimana
caranya lagu-lagu batak dikemas dengan nuansa anak-anak muda atau dikemas
dengan aransmen modern tetapi esensinya ga hilang.” Dari prosesnya itu gw
banyak banget pelajaran, ternyata lagu daerah itu jauh lebih punya soul
ketimbang lagu-lagu industri, mulailah jatuh cinta deh dan eksperiment, gw buat
aransmen agar generasi yang akan datang mengetahui apa itu etnik dan kebudayaan
bangsanya sendiri, yang bermulai dari musiknya.
Menurut Viky, Apa sih yang
harus dipelajari dahulu jika kita ingin bisa mengkolaborasikan musik
tradisional dengan musik modern?
Contoh ya, kalo lagu-lagu folk batak itu kebanyakan istilah bataknya 3 batu
atau 3 chord aja, padahal sebenarnya bisa dikembangkan lagi tapi bukan berarti
harus ribet tapi dengan pemilihan kord yang lebih tepat arti sebuah lagu jadi
gampang nyampe ke pendengar, nyawa lagu jadi semakin keluar, jadi gw sangat
berhati-hati dalam chord, intinya sih pesan pada lagu harus sampai, intinya
kalo kita ingin mengkolaborasikan antara modern dengan etnik, harus tahu dulu
isi dari lirik, nuansa yang akan di pakai hingga pemakaian instrument apa saja.
Pada aransmen viky yang
menggunakan orchestra, bagaimana sih mengkolaborasikannya?
Awalnya kita pelajarin dan harus tahu pentatoniknya dulu, misal jika
dijawa, kalimantan, sunda itu ada pengaruh cina dan india, notasinya pun banyak
dapat pengaruh itu. Tapi uniknya kalo di batak itu pentatoniknya hanya ‘do re
mi fa sol’, jadi karena mayornya itu lebih mudah aja untuk
mengaransmen,mulainya dari kesederhanaan 3 chord itu bisa lebih berkembang,
musik-musik ensemblenya pun mudah sekali masuk dengan harmonic rythmnya.
Jika dilihat dari
perkembangannya menurut viky musik etnik Indonesia sekarang bagaimana?
Sebenarnya budaya kita udah diambang krisis, sekarang tergantung dengan
orang-orangnya sendiri karena semakin dicuekin musik tradisi ini akan punah,
kita tahu 40 tahun belakangan musik barat itu banyak sekali masuk,terutama dari
media elektronik, sehingga mereka menyetir tren musik indonesia. Anak-anak pun
sekarang punya pembentukan fikiran kalo ga ikut tren musik barat berarti
kampungan, pemikiran itu yang ingin gw rubah, bahwa musik tradisional pun bisa
berkembang seperti itu selama kitanya punya keinginan dan kecintaan terhadap
musik etniknya. Jika dilihat waktunya sekarang musik etnik itu sangat
dilupakan, perkembangannya semakin hari semakin menurun, kita punya beragam
budaya dan musiknya yang bagus-bagus tapi selalu dibelakangkan.
Jika ditanya kenapa musik
etnik indonesia itu kurang menarik?
Nah itu dia, jadi ini bedanya,
jika kita lihat dari latar belakang musik itu masing-masing
Etnik,hampir 100% itu musik
tradisional Indonesia bukan diciptakan untuk entertainment
tapi kebanyakan untuk ritual
keagamaan atau yang lainnya, walaupun kesininya berubah paradigma menjadi
melihat musiknya dari art, tradisi nenek moyang dll, sekarang untuk menarik
generasi muda strategi gw mengenalkan etnik adalah mengemas ulang musik tradisi
dengan cara entertaining tanpa menghilangkan esensi dasarnya, inilah sebenarnya
konsep pembuatan musik-musik gw.
Untuk karakter keyboard yang disukai apa saja? karena kita tahu bahwa
synthesizer sekarang berkembang pesat juga?
Kalo di keyboard sih penggunaan
synthesizer ada beberapa kepake, seperti minimoog juga masih suka pake, yang
pasti vintage itu keren banget.
Proses pembuatan albumnya
itu bisa ditargetkan ga? atau melalui beberapa proses?
Buat album etnik itu ada
beberapa fase,
- buat gw
harus ada survei dulu ke musiknya dan daerahnya,contohnya kita ingin mengkolaborasi
antara jawa timuran dengan modern, kita harus tahu dulu pakem-pakem atau aturannya apa
saja
- Jika dari musik yang ‘cocok’ kita pilh lagi mana yang bisa dipadukan dengan musik modern atau beat-beatnya.
Kalo di target secara album sih
ga ada yah, karena gw selalu pengen ga cepet-cepet jadi hasilnya maksimal.
Untuk permainan Viky, gear apa saja yang dipakai?
Synthesizernya gw pakai Roland
Fantom versi yang pertama, Roland X8, kalau untuk rythemnya gw pakai Roland
RD700sx serta modul Roland 5050.
Saran untuk player-player keyboard?
Gini, kita jangan salah
mendefinisikan musik, coba lihat musik itu dari art,harmoni,dan jadikanlah
harmoni itu menjadi sasaran,jangan berdasarkan hanya teori malahan pasar,kita
tidak perlu menunjukan skill berlebihan tapi harmoninya tadi harus dijaga.
(angga)
Viky Sianipar Keyboard Gear
Roland Fantom Series
Roland Fantom X 8
Roland RD 700 sx
Roland Modul 5050
Studio Work
Viky Sianipar Music Centre
(af)
I love it. I like your music. I am a music fan. I want to mention you that music is ring tones. Ringtones bring us joyful moments and vigilance. Unique ringtone. Ringtones are attractive. Please visit my homepage to find the best ringtone on your mobile phone: https://ringtonesmobile.net/
ReplyDeleteHere are some examples of ringtones I would like you to refer to and install for free by following the instructions below:
- Ariana Grande – No Tears Left To Cry ringtone
- Ayo & Teo – Rolex ringtone
- Avicii – Wake Me Up Remix ringtone
- John Legend – All Of Me Remix ringtone
- Fickle Game ringtone
I need to comment on your post. Wish you have the best ringtone selection for your mobile phone. Hope my ringtone makes you happy.